Minggu, 26 April 2020

PANDANGAN AL-QURAN TERHADAP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI

Kabid Dikdas


Oleh: Suwardi Lubis


A. Pendahuluan
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua sosok yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Ilmu adalah sumber teknologi yang mampu memberikan kemungkinan munculnya berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide. Adapun teknologi adalah terapan atau aplikasi dari ilmu yang dapat ditunjukkan dalam hasil nyata yang lebih canggih dan dapat mendorong manusia untuk berkembang lebih maju lagi.
Sebagai umat Islam kita harus menyadari bahwa dasar-dasar filosofis untuk mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam Al-quran, sebab kitab suci ini banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi. Menelusuri pandangan Al-Quran tentang teknologi, banyak ayat Al-Quran yang berbicara tentang alam raya. Menurut sebagian ulama’ terdapat 750 ayat yang berbicara tentang alam materi dan fenomenanya, memerintahkan manusia untuk mengetahui dan memanfaatkan alam ini. Secara tegas dan berulang-ulang al-Qur'an menyatakan bahwa alam raya diciptakan dan ditundukkan Allah untuk manusia.  (QS. Al-Jatsiyah 45 : 13 )[1]

B. Pengertian Teknologi Informasi dan komunikasi
Secara sederhana teknologi informasi diartikan sebagai berikut, menurut J.B. Wahyudi. 1990 “Teknologi informasi adalah teknologi elektronika yang mampu mendukung percepatan dan meningkatkan kualitas informasi, serta percepatan arus informasi ini tidak mungkin lagi dibatasi oleh ruang dan waktu”.[2]
Teknologi berasal dari kata latin texere yang berarti to construct atau membangun, jadi teknologi merupakan hasil penyempurnaan teknologi yang sudah ada secara berkesinambungan dari waktu ke waktu, dari pakar satu ke pakar yang lainya. Everett M. Rogers dalam buku Diffusion And Inovation (1983) menulis: “Teknologi dirancang untuk gerak peralatan untuk mengurangi ketidakpastian dalam hubungan sebab- akibat, termasuk didalamnya untuk mencapai tujuan yang dikehendaki”. Pada tahun 1986 Beliau melengkapi pendapatnya dalam buku Communication Technology sebagai berikut teknologi biasanya memiliki dua aspek, yaitu aspek perangkat keras (obyek materi dan sifatnya) dan aspek perangkat lunak (dasar informasi untuk menggerakkan perangkat keras itu)” didalam buku ini Beliau memberi batasan teknologi informasi sebagai berikut: “Teknologi informasi adalah perangkat keras bersifat organisatoris dan meneruskan nilai-nilai sosial dengan siapa individu atau khalayak mengumpulkan, memproses, dan saling mempertukarkan informasi dengan individu atau khalayak lain”.[3]

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini berkembang dengan pesat seiring dengan penemuan dan pengembangan Ilmu Pengetahuan dalam bidang informasi dan komunikasi sehingga mampu menciptakan alat-alat yang mendukung perkembangan teknologi informasi, mulai dari sistem komunikasi sampai dengan alat komunikasi yang searah maupun dua arah (interaktif).
Kemajuan tersebut telah memberikan kemudahan-kemudahan dan kesejahteraan bagi kehidupan manusia sekaligus merupakan sarana bagi kesempurnaan manusia sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya. Karena Allah telah mengaruniakan anugerah kenikmatan kepada manusia yg bersifat saling melengkapi yaitu anugerah agama dan kenikmatan teknologi. Salah satu yang tersirat dari firman Allah dalam Alquran Surat Ar-Rahman Ayat 33, yaitu:
يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالإنْسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ فَانْفُذُوا لا تَنْفُذُونَ إِلا بِسُلْطَانٍ (٣٣)
Artinya: “Hai jemaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.” (QS. Ar-Rahman:33)
Beberapa ahli menjelaskan kata sulthan dengan berbagai macam arti, ada yang mengartikan dengan kekuatan, dan kekuasaan, ada pula yang mengartikan dengan ilmu pengetahuan,kemampuan dan sebagainya. Maka yang dimaksud darinya adalah kelapangan dan kedalaman ilmu...(Tafsiir ar-Razii/306).
Abdul Al-Razzaq Naufal dalam bukunya Al-Muslimun wa al-Ilm al-Hadis, mengartikan kata “sulthan” dengan ilmu pengetahuan dan kemampuan atau teknologi. Kemudian beliau menjelaskan bahwa ayat ini member isyarat kepada manusia bahwa mereka tidak mustahil untuk menembus ruang angkasa, bila ilmu pengetahuan dan kemampuannya atau teknologinya memadai.
Alquran memang tidak memberi petunjuk-petunjuk secara rinci untuk hal itu, tetapi Alquran memberi modal dasar berupa akal dan sarananya secara mentah untuk digali dan diolah sehingga bermanfaat untuk kehidupan manusia. Karena akal pulalah manusia ditunjuk oleh Allah menjadi Khalifah fil- Ardl, sebagai Khalifah di bumi dengan tugas mengurus dan memakmurkannya, serta menjadi makhluk yang paling mulia dibandingkan dengan makhluk lainnya.
Ayat tersebut anjuran bagi siapapun yang bekerja di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk berusaha mengembangkan kemampuan sejauh-jauhnya sampai-sampai menembus (melintas) penjuru langit dan bumi. Namun Alquran member peringatan agar manusia bersifat realistik, sebab betapapun baiknya rencana, namun bila kelengkapannya tidak dipersiapkan maka kesia-siaan akan dihadapi. Kelengkapan itu adalah apa yang dimaksud dalam ayat itu dengan istilah sulthan, yang menurut salah satu pendapat berarti kekuasaan, kekuatan yakni ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa penguasaan dibidang ilmu dan teknologi jangan harapkan manusia memperoleh keinginannya untuk menjelajahi luar angkasa. Oleh karena itu, manusia ditantang dianjurkan untuk selalu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.


Selanjutnya Allah berfirman dalam  Surat Al-Mulk Ayat 19:
 أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى الطَّيْرِ فَوْقَهُمْ صَافَّاتٍ وَيَقْبِضْنَ مَا يُمْسِكُهُنَّ إِلا الرَّحْمَنُ إِنَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ بَصِيرٌ (١٩)
Artinya:“Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatup sayapnya diatas mereka? Tidak ada yang menahan di (udara) selain Yang Maha Pemurah Dia Maha Melihat Segala Sesuatu”. (QS. Al-Mulk: 19)

Kalau kita perhatikan, mengapa burung bisa terbang mengembangkan sayapnya? Karena burung lengkapi dengan organ-organ tertentu, misalnya sayap, bulu-bulu yang dapat menahan angin dan badan yang lebih ringan daripada tenaganya, tentu hal serupa juga tidak mustahil bagi manusia untuk bisa terbang, Bila dilengkapi dengan organ-organ yang mampu menerbangkannya. Hai ini pernah dicoba oleh manusia terdahulu ketika mereka mencoba terbang seperti burung. Mereka membuat sayap kemudian diikatkan pada kedua tangannya, lalu terbang dari atas, namun sayang mereka tidak bisa terbang ke atas karena tidak seimbang antara berat badannya dan kekuatan sayapnya.
Tetapi berkat akal pikirannya manusia akhirnya mampu membuat pesawat udara dan alat-alat lain yang dapat menerbangkan dirinya bahkan benda-benda yang jauh lebih berat. Maha Besar Allah yang telah manusia dan dilengkapi dengan akal pikiran. Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah lapangan kegiatan yang terus menerus dikembangkan karena mempunyai manfaat sebagai penunjang kehidupan manusia. Berkat hasil ilmu pengetahuan dan teknologi banyak segi kehidupan itu dipermudah. Dahulu untuk mengetahui waktu shalat, Umat Islam melihat posisi matahari langsung dengan mata kepala, sekarang cukup dengan melihat jarum arlooji. Contoh lain adanya handphone (HP), yang mempermudah orang dalam menyampaikan berita tanpa harus bersusah payah untuk berjalan.
Selanjutnya adalah firman Allah SWT dalam surat Al-Anbiya ayat 80 yg artinya “Telah kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu guna memelihara diri dalam peperanganmu”. Dari keterangan itu jelas sekali bahwa manusia dituntut untuk berbuat sesuatu dengan sarana teknologi. Sehingga tidak mengherankan jika abad ke-7 M telah banyak lahir pemikir Islam yang tangguh produktif dan inovatif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

D. Analisa Penulis
Perkembangan teknologi semakin pesat dan cepat, khususnya teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini membuat manusia bagaikan tak terpisah oleh jarak ruang dan waktu. Dengan perkembangan teknologi yang kian maju, manusia dapat membuat berbagai macam peralatan sebagai alat bantu dalam menjalankan berbagai aktivitas untuk mendukung produktifitas.
Dalam sejarahnya, manusia menandakan penggunaan komunikasi oleh manusia untuk mengatasi jarak yang lebih jauh satu dengan yang lainnya, yang tidak mungkin dicapai dengan berbicara dalam jarak yang normal. Menurut O’Brien, 1996 dalam Kadir (2003:8) mengatakan bahwa, Perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi di dalam lingkungan sosioteknologi. Everett M. Rogers (1986) dalam bukunya Communication Technology ; The New Media in Society, mengatakan bahwa dalam hubungan komunikasi di masyarakat terdapat empat era komunikasi, yaitu: era tulis, era media cetak, era media telekomunikasi, dan era media komunikasi interaktif. Sementara itu Sayling Wen melihat media dalam konteks yang lebih luas, tidak hanya melihat media dalam konsep komunikasi antar pribadi, namun ia melihat media sebagai medium penyimpanan. Manusia hidup tidak terlepas dari ajaran agama. Seperti yang sudah kita ketahui, menyampaikan pesan kepada sesama umat sangat dianjurkan bahkan diwajibkan dalam ajaran Agama Islam berdasarkan Alquran dan Hadis. 
Manusia senantiasa hidup dalam perkembangan komunikasi. Perkembangan komunikasi menuntut manusia untuk terus mengejarnya agar mampu bersaing dengan manusia lain. Maka terciptalah teknologi yang merupakan buah dari perkembangan manusia yang semakin maju tersebut. Dengan teknologi, kehidupan manusia menjadi lebih mudah dan komunikasi semakin berkembang. Akibatnya manusia harus menciptakan teknologi baru untuk mengejar kemajuan komunikasi yang semakin cepat tersebut. Begitulah hubungan segitiga kemajuan zaman.
Teknologi untuk menunjang kemajuan komunikasi itu sendiri terus menerus bermunculan, diimplementasikan dalam bentuk alat-alat yang memudahkan kebutuhan manusia. Mulai dari peralatan komunikasi paling sederhana, yaitu komunikasi dari mulut ke mulut, sampai peralatan teknologi terbaru berupa serat optik. Selalu muncul alat-alat baru yang menggantikan teknologi yang lama, atau muncul sebagai benda yang benar-benar baru. Alat-alat tersebut digunakan manusia untuk saling bertukar informasi, yang kemudian diistilahkan sebagai suatu sistem komunikasi. Sistem tersebut meliputi segala aplikasi yang dimiliki oleh alat-alat tersebut, akibat-akibat yang ditimbulkan, penggunaannya dalam kehidupan dan pertukaran informasi itu sendiri.
Perkembangan teknologi komunikasi ini tentunya memberikan pengaruh pada struktur masyarakat. Semakin lama semakin terbangun suatu ketergantungan antara masyarakat, teknologi, dan informasi. Salah satunya adalah dengan munculnya kelas-kelas sosial. Jika pada zaman dulu kelas sosial lebih banyak dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan, dan politik, kini kelas sosial ikut dipengaruhi oleh kemampuan seseorang menggunakan teknologi. Seseorang yang mampu menguasai teknologi akan mengungguli orang lain yang tidak cukup memiliki kemampuan tersebut.
                        Dampak globalisasi sebagai akibat dari kemajuan bidang informasi sebagaimana tersebut diatas terhadap dunia pendidikan. Berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti perkembangan teknologi komunikasi dan unsur budaya lainnya aka mudah dipengaruhi oleh masyarakat. Ketika berhadapan dengan ide-ide modernisasi dan polarisasi ideologi dunia, terutama didorong oleh kemajuan teknologi modern, Islam tidak terlepas dari tantangan yang menuntut jawaban segera. Secara garis besar tantangan–tantangan tesebut meliputi hal-hal sebagai berikut:
a.       Terdapatnya kecendrungan perubahan sistem nilai untuk meninggalkan sistem nilai yang telah ada (agama). Standar kehidupan dilaksanakan oleh kekuatan ynag berpijak pada materialisme dan sekulerisme.
b.      Adanya dimensi besar dari kehidupan masyarakat modern yang berupa pemusatan pengetahuan teoritis.
Bertolak dari kenyataan tersebut dalam konteks perubahan sosial ini, Islam mempunyai misi ganda yaitu:
a.       Mempersiapkan manusia muslim untuk menghadapi perubahan yang sedang dan akan terjadi, mengendalikan dan memanfaatkan perubahan tersebut, mepersiapakan kerangka fikiran yang komprehensif dan dinamis bagi terselenggaranya proses perubahan yang berada diatas nilai-nilai Islam.
b.      Memberikan solusi terhadap akses negatif kehidupan modern yang berupa depersonalisas, frustasi, dan keterasingan umat dari dunia modern.

Kedua misi diatas mengisyaratkan tugas berat yang harus dihadapi dalam rangka menuju perubahan umat Islam yang lebih baik, dan diperlukan kerangka pandang yang komprehensif dan relevan dalam dalam mengantisipasi tiap perubahan sosial sebagai kemajuan teknologi komunikasi dan teknologi informasi.
Dampak sosial dari kemajuan teknologi komunikasi tentu memiliki dampak yang positif yang biasa digunakan atau dimanfaatkan terutama dalam bidang pendidikan. Menurut Marwah Daud Ibrahim memandang potensi perubahan sosial yang mendasar yang terjadi dalam masyarakat sebagai akibat dari kemajuan teknologi informatika :
a.       Dengan kemajuan teknologi komunikasi kemungkinan orang bisa terbuka dan menerima perubahan yang baik.
b.      Dengan kemajuan teknologi komunikasi diharapkan menumbuhkan semangat ukuwah Islamiyah dan solidaritas sosial semakin meningkat.
c.       Dengan kemajuan teknologi komunikasi diharapkan setiap individu memiliki SDM yang berkualitas.

Dari gejala kemajuan teknologi komunikasi di atas, Islam mempunyai strategi untuk mengantisipasi perkembangan teknologi komunikasi dengan jalan :
a.       Memotivasi kreativitas ummat dengan nilai – nilai Islam sebagai acuan
b.      Mendidik keterampilan, memanfaatkan produk teknologi komunikasi bagi kesejahteraan hidup umat manusia.
c.       Menciptakan jariangan yang kuat antara ajaran agama dan teknologi komunikasi.
d.      Menanamkan wawasan yang luas terhadap kehidupan masa depan umat manusia melalui kemampuan menginterprestasikan ajaran agama dari sumber-sumber ajaran yang murni dan kontekstual dengan masa depan kehidupan manusia.

Dalam hal menempatkan Islam sebagai yang shalih li kulli zaman wa makan tentunya akan membawa perdebatan dalam dunia Islam, yaitu bagaimana berurusan dengan dengan ilmu pengetahuan modern tanpa menyerah pada godaan saintisme sekuler (Guiderdoni, 2003). Saintisme yang bersumber dari Barat menimbulkan sikap yang negatif terhadap teknologi dengan menuding sebagai produk kapitalis, bid’ah, dan sekuler. Osman Bakar dalam Islamic Perspectives:Encyclopedia of Science, Technology, and Ethics (2005) menyatakan masalah etika tersebut terjadi pada etika Islam Tradisional yang dihadapkan pada isu-isu pengetahuan dan teknologi yang bukan merupakan hasil karya muslim sendiri.
Permasalahan lain tentang sikap Islam terhadap perkembangan teknologi adalah, tentang masa depan sains yang semakin logis dan teknologi yang semakin praktis, sehingga Islam sering dipaksa untuk mempertimbangkan secara serius nilai-nilai keyakinan dan tujuan keagamaan agar berjalan selaras dengan nilai-nilai dan keyakinan dari ilmu pengetahuan dan teknologi.
Seperti yang ditulis oleh Osman Bakar (2005) bahwa, kita sebagai umat Islam memiliki sikap yang tidak menganggap ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai yang paling penting dari semua cabang pengetahuan, sebagaimana yang dilakukan oleh banyak orang Eropa dan Amerika Utara. Mereka memandang ilmu pengetahuan sebagai satu-satunya dasar pengetahuan yang dapat diandalkan dan memandang teknologi sebagai cara terbaik untuk memecahkan masalah manusia. Memang, dalam prespektif Islam ilmu pengetahuan tidak pernah bisa menggantikan metafisika dan teologi, dan teknologi tidak pernah bisa menggantikan syari’ah sebagai penyedia terbaik dan solusi untuk masalah individu dan masalah sosial manusia. Muslim menempatkan baik itu syari’ah atau ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai seuatu yang diperlukan untuk keselamatan masyarakat, dan keduanya harus bergabung dalam frame etika dan hukum syari’at. Syari’ah, yang terutama didasarkan pada ajaran Qur’an dan hadits, dianggap oleh umat Islam menjadi sumber yang paling penting dari nilai-nilai etika dan prinsip-prinsip untuk membimbing tindakan manusia. Islam menempatkan batasan ketat pada teknologi dengan syara’ dan menyesuaikannya untuk kepentingan praktis. Ilmu pengetahuan dan teknologi sudah diarahkakan dan dianjurkan dalam Alquran. Maka selayaknya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka untuk meningkatkan martabat manusia dan meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT.

E. Kesimpulan
Tolak ukur era modern ini adalah komunikasi dan informasi. Perkembangan Teknologi Komunikasi begitu pesat bagi dalam  kehidupan manusia. Oleh karena itu, apabila ada suatu bangsa atau negara yang tidak mengikuti perkembangan teknologi komunikasi, maka bangsa atau negara itu dapat dikatakan negara yang tidak maju dan terbelakang.
Perkembangan dalam dunia komunikasi dan informasi telah membawa kita ke dunia global dan menjadikan masyarakat secara terus menerus diterpa (exposure) oleh media sehingga terciptalah masyarakat informasi (information society). Islam tidak pernah mengekang umatnya untuk maju dan modern. Justru Islam sangat mendukung umatnya untuk melakukan research dan bereksperimen dalam hal apapun, termasuk teknologi komunikasi sebagaimana anjuran Allah SWT dalam Alquran. Salah satunya dalam Surat Ar-Rahman ayat 33 yang artinya Wahai jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.
Dampak perkembangan teknologi menurut kita umat Islam yang berpegang pada Alquran seutuhnya, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya adalah positif. Tergantung bagaimana kita memanfaatkannya dan menyikapinya terutama sebagai media untuk mendekatkan diri dengan Allah SWT. Maka kemajuan teknologi sekarang ini mudah-mudahan akan menjadi batu loncatan kemajuan Umat Islam kedepannya.




[1] M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur'an, (Bandung: Mizan, 1998), h. 433.
[2]J.B.  Wahyudi,  Teknologi  Informasi  dan  Produksi  Citra  Bergerak,  (Jakarta:  Gramedia  Pustaka Utama, 1992), h. 16.
[3]J.B. Wahyudi, Teknologi Informasi …, h. 17.